Rabu, 28 November 2012

bab 3 makalah fraktur


BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1    Identitas
         Nama                              : An. R
         Umur                              : 17 Tahun
         Jenis kelamin                  : Laki-laki
         Alamat                           : Perum. Griya Hangtuah permai
         Suku                               : padang
         Agama                            : Islam
         Status perkawinan          : Belum kawin
         Pendidikan                     : SLTA
         Nomor Register              : 00-57-77
         Diagnosa medis             : Multiple VE+VL
         Tanggal masuk               : 24 November 2012
         Tanggal pengkajian        : 25 November 2012

3.2      penanggung jawab
Nama                               : Tn. M
Umur                               : 40 Thn
Pendidikan                      : SLTA
Pekerjaan                         : Swasta
Alamat                             : Perum. Griya Hangtuah permai
                  Hubungan dengan klien : Anak kandung

3.3   Alasan masuk
Pasien baru masuk dengan keluhan post KLL dari sepeda motor, lengan sebelah kiri sulit digerakkan, mual (-) pingsan (-) pasien ingat kejadian luka lecet di kaki sebelah kiri. Fraktur clavikula kiri 1/3 tengah tertutup.

3.4        Pemeriksaan fisik
      4.1 Tanda vital
                        TD : 130/70 mmHg
        N : 84 x/menit
        RR : 22 x/menit
4.2 Antropometri
                  BB : 65 kg
            TB : 165 cm
4.3 Pemeriksaan fisik
                        Kepala             :  tidak ada gangguan yaitu, normo
                                                   Cephalic, simetris, tidak adapenonjolan.
            Mata                : tidak ada gangguan seperti konjungtiva
                                       tidak anemis
            Hidung            : tidak ada deformitas
            Telinga            : tes bisik atau weber masih dalam
                                      keadaan normal
            Mulut              : tak ada pembesaran tonsil
                  Leher               : tidak ada gangguan yaitu simetris
                  Paru                : pernafasan meningkat, pergerakan sama
                  Jantung            : tidak tampak iktus jantung
                  Abdomen        : bentuk datar, simetris, tidak ada hernia
                  Genetalia         : tak ada hernia, tak ada pembesaran
  lymphe

3.5      Psikososial
Pasien akan merasakan cemas yang diakibatkan oleh rasa nyeri faktur, perubahan gaya hidup, kehilangan peran baik Dalam keluarga maupun masyarakat, dampak dari hospitalisasi rawat inap dan harus beradaptasi dengan lingkungan baru serta takutnya terjadi kecacatan pada dirinya.

3.6        Status Mental
Pasien akan kehilangan perannya dalam keluarga dan masyarakat karena harus menjalani perawatan yang waktunya tidak akan sebentar dan juga perasaan akan ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan kebutuhannya sendiri seperti biasanya.


3.7        kebutuhan persiapan pulang
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
7.1 obat
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
7.2 Lingkungan
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
7.3 Pengobatan
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.
7.4 pengajaran kesehatan
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan tambahan.


7.5 Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
7.6 Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya. 

3.8        Masalah psikosial dan lingkungan
8.1 Masalah dengan dukungan kelompok      : pasien sebelum
kecelakaan ada konflik dengan teman sekolahnya.
8.3 Masalah dengan pendidikan                     : tidak ada
8.4 Masalah dengan pekerjaan                        : tidak ada
8.5  Masalah dengan rumah                             : tidak ada
8.6 Masalah ekonomi                                      tidak ada
8.7 Masalah dengan pelayanan kesehatan      tidak ada
8.8 Maslah lainnya                                          tidak ada
Masalah keperawtan :Dapat disumpulkan bahwa An. R ini hanya ada konflik dengan teman sekolahnya.



3.9        Pengetahuan tentang fraktur
         Pasien mengatakan kurang paham dan bingung dengan penyakitnya dan tindakan yang mengharuskan pasien tidur tanpa kasur. Keluarga sempat protes terhadap perlakuan terhadap pasien yang terbaring tanpa kasur.

3.10    Hasil laboraturium
Parameter
Hasil
Satuan
Nilai normal
Leukosit
22,7
 /
4-11
Hemoglobin
10
g/dl
11,5-16,5
Hematocrit
38,0
%
37-47
Leukosit
100
 /
150-450

3.11    Analisa data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan dianalisa untuk menemukan masalah kesehatan pasien. Untuk mengelompokkannya dibagi menjadi dua data, yaitu: data subyektif dan data obyektif, kemudian ditentukan masalah keperawatan yang timbul.



3.12       Pohon masalah





3.13    Diagnosa keperawatan
         Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan post op fraktur rmeliputi:
         13.1 Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang,
gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan
13.2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea,
kelemahan/keletihan, ketidak kuatan oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur.
13.3 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan,
perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan
penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka /
ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit
buruk, terdapat jaringan nekrotik.
13.4 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri atau
         ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi
         pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.
13.5 Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh,
         respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur
         penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan.


13.6 Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan
         kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
         keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah
         interpretasi informasi.

3.14       Rencana keperawatan
NO
DX
DIAGNOSA  KEPERAWATAN
TUJUAN & KRITERIA HASIL
RENCANA  INTERVENSI
RASIONAL
1
Nyeri akut berhubungan dengan Terputusnya kontinuitas jaringan tulang.ditandai dengan
DS   :
-             Pada waktu didata klien mengatakan nyeri pada saat pasien bergerak & diam dengan kualitas nyeri terasa ditusuk-tusuk, pasien mengatakan bagian belakangnya (lumbalis) terasa nyeri dengan skala 4-6 (sedang), dan nyeri nya terjadi secara terus menerus sehingga membuat klien sulit untuk tidur.
DO  :
- pasien tampak meringis saat bergerak dan diam, dan saat di tekan tulang belakangnya,
-     tekanan darah  100/60 mmHg dengan frekuensi nadi 89x/ menit dan frekuensi pernapasan 23x/menit sedangkan suhu tubuhnya 36,3c
-    Ada reaksi penolakan saat di tekan pada tulang belakang
Nyeri akut dapat  berkurang  setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil:
Ds:
-      pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang skala      (1-3)
Dopasien tidak meringis kesakitan lagi
-          TTV dalam batas normal
TD: 120/ 80 mmHg
N: 80x/ menit
RR: 20x/ menit
S: 36,5 C
1.      Kaji nyeri yang dialami pasien

2.      kaji faktor yang menurunkan toleransi nyeri





3.      kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri



4.      Pantau tanda- tanda vital


5.      Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi



6.      Berikan obat Analgetik ketorolac
1.   perubahan nyeri pada pasien akan menetukan rencana lebih lanjut
2.      ketakutan,keletihan,ketidaktahuan,monoton,dan ketidakpercayaan orang lain sering menyebabkan penurunan toleransi terhadap nyeri,sehingga persepsi terhadap nyeri akan meningkat
3.      ketakutan,keletihan,ketidaktahuan,monoton,dan ketidakpercayaan orang lain merupakan faktor yang dapat meningkatkan persepsi nyeri
4.      Peningktan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi menandakan peningkatan nyeri
5.       relaksasi dan distraksi merupakan metode nonfarmakologis yang mengubah proses fikir terhadap nyeri
6.      Analgetik berfungsi dalam menghambat impuls nyeri
2
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur lumbalis di tandai dengan :
DS :
-  Klien mengatakan hanya terbaring
-  Klien mengatakan aktivitasnya dibantu perawat dan keluarga
DO :
-  Klien terlihat lemah
-  Kaki kanan klien tidak dapat di gerakkan
-  Kebutuhan klien di bantu oleh keluarga dan perawat
-  Klien hanya beraktifitas di tempat tidur dan itu pun hanya berbaring
-  Kekuatan otot
5     4
                   0    5
Hambatan mobilitas fisik teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam dengan kriteria hasil:
DS
-          Klien mengatakan bertambahnya kekuatan dan daya tahan ekstremitas
DO:
-          Klien mampu melakukan aktivitas secara bertahap sesuai toleransi
1.      Kaji pola aktifitas klien



2.      Tingkatkan mobilitas ekstremitas atau Latih rentang pergerakan sendi pasif
3.      Posisikan tubuh sejajar untuk mencegah komplikasi
4.      Anjurkan keluarga untuk memandikan klien dengan air hangat.
5.      Awasi seluruh upaya mobilitas dan bantu pasien jika di perlukan.





6.      Inspeksi kulit terutama yang bersentuhan dengan tempat tidur
1.      Dengan mengetahui pola aktifitas klien maka akan mengetahui seberapa mampu klien untuk beraktifitas.
2.      Mobilitas rentang gerak yang optimal Mencegah kekakuan pada sendi  klien


3.      Mempermudah pasien untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri
4.      Air hangat akan memperlancar sirkulasi sehingga mencegah iskemi
5.      Mengawasi aktifitas klien agar klien tidak melakukan aktifitas yang dapat memperparah keadaannya.
6.      Kemerahan dan teraba panas pada kulit menandakan area tesebut mengalami tekanan yang dapat menjadi dekubitus


3
Inkontinensia defekasi b/d
Kerusakan saraf motorik bawah yg ditandai dengan
Ds:
-          Klien mengatakan tidak bisa mengatur BAB nya
-          Klien mengatakan pada saat BAB tinjanya keluar sendiri tanpa ada rasa mengeluarkanya.
-          Klien mengatakan dirinya tidak menyadari pada saat BAB.

Do:
-          Terlihat klien BAB dicelana dan klien tidak menyadarinya,
-          pada tulang belakang daerah lumbalis tampak bengkok atau terjadi deformitas kearah luar pada lumbalis 4-5, terdapat pula massa atau benjolan, kemerahan.
-          Klien mengalami kelumpuhan di bagian ekstremitas bawah.
-          Klien tidak menyadari bahwa dirinya BAB

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam gangguan pola eliminasi (BAB) dapat ditoleransi klien dengan kriteria hasil
Ds:
-      Klien memberi tahu perawat atau keluarga kalau sedang BAB
Do
Pampers atau celana klien diganti apabila klien BAB
1.Kaji adanya gangguan pola eliminasi (BAB)



2.observasi adanya feses di pampers klien



3.Anjurkan kepada klien untuk memberi tahu perawat atau keluarga kalau terasa BAB

4.Anjurkan kepada keluarga untuk sering mengawasi klien
5.Jelaskan kepada klien tentang adanya gangguan pola eliminasi
1.      Gangguan pola eliminasi BAB biasanya ditandai dengan ketidak tahuan klien kalau dirinya sedang BAB
2.      feses yang terlalu lama di pampers atau pengalas klien akan meningkatkan resiko lesi
3.      Agar perawat atau keluarga mengetahui dan segera mengganti pempers atau celana klien
4.      Agar bisa mengontrol adanya peses yang tidak disadari klien
5.      Agar klien dan keluarga mengetahui tentang adanya gangguan pola eliminasi yang dialami klien
4
Defisit perawatan diri;mandi di tandai dengan:
DS :
-  Klien mengatakan sudah 2 hari belum mandi
-  Klien mengatakan susah untuk mandi
DO :
-  Badan, kaki, tangan klien tampak kotor
Klien tampak lemah
Deficit perawatan diri mandi teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit dengan kriteria hasil:
DS:
-          Klien mengatakan sudah mandi
-          Klien mengatakan badannya terasa segar
DO:
Klien sudah tampak bersih
1.      Kaji keadaan umm klien


2.      Kaji pola kebersihan klien


3.      Lakukan personal hygiene (mandi) pada klien
4.      Libatkan keluarga pada saat memandikan
1.      Keadaan lemah mempengaruhi terhadap pemenuhan perawatan diri
2.      Perubahan pola pemenuhan kebersihan diri sering terjadi saat hospitalisasi
3.      Agar  klien tampak bersih dan segar


4.      Agar keluarga juga mengerti cara memandikan pasien yang benar
5
Defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan Kurang terpajannya informasi ditandai dengan:
DS :
-          Klien mengatakan kurang faham dengan tindakan yang dilakukan terhadap dirinya yang harus terbaring tanpa kasur
-          Keluarga bertanya, “mengapa klien harus terbaring tanpa kasur
-           
DO :                 
-          Klien & keluarga tampak bingung dengan kondisi klien yang terbaring tanpa kasur
Pengetahuan klien bertambah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 30 menit dengan kriteria hasil:
DS:
-          Klien mengatakan sudah faham dengan tindakan yang dillakukan terhadap dirinya

DO:
-          Klien dan keluarga sudah tampak tidak bingung lagi





1.      Kaji tingkat pengetahuan klien





2.      Kaji latar belakang pendidikan klien


3.      Berikan penkes kepada klien dan keluarga tentang penyakit,proses pengobatan dan diit makanan yang dapat mempercepat penyembuhan
4.      Berikan kesempatan klien untuk bertanya
5.      Evaluasi dari apa yang telah disampaikan


1.      Dengan mengetahui tingkat pengetahuan klien maka akan lebih mudah untuk menentukan cara yang tepat untuk penyampaian informasi
2.      Tingkat pendidikan mempengaruhi mempengaruhi pengetahuan klien
3.      Meningkatkan pengetahuan klien tentang pemahaman penyakit yang di alaminya.



4.      Untuk memperjelas apa yang belum dimengerti kliean dan keluarga
5.      Untuk mengetahui tngkat pemahaman klien tentang apa yang telah disampaikan


3.15    Implementasi keperawatan
         komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup penerapan ketrampilan yang diperlukan untuk mengimplentasikan intervensi keperawatan. Ketrempilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk implementasi biasanya berfokus pada:
         15.1 melakukan aktivitas untuk pasien. Melakukan pengkajian
                  keperawatan untuk mengidentifikasi masalah baru atau
                  memantau status masalah yang telah ada.
         15.2 Memberikan pendidikan kesehatan untuk membantu
                  klien mendapatkan pengetahuan yang baru tentang
                  kesehatannya atau penatalaksanaan gangguan.
         15.3 Membantu klien membuat keptusan tentang layanan
                  kesehatannya sendiri.
         15.4 Berkonsultasi dan membuat rujukan pada profesi
         kesehatan lainnya utuk mendapatkan  pengarahan
15.5 Memberi tindakan yang spesifik untuk menghilangkan
          mengurangi, atau menyelesaikan masalah kesehatan.
15.6 Membantu klien melakukan aktivitasnya sendiri
15.7  Membantu klien mengidentifikasi risiko atau masalah
         dan menggali pilihan yang tersedia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar